
Teba Modern berasal dari kata teba. Teba adalah istilah dalam bahasa Bali yang merujuk pada halaman belakang rumah yang umumnya dimiliki oleh masyarakat Bali. Halaman belakang ini sering ditanami berbagai tumbuhan seperti pohon kelapa, nangka, pisang, dan lainnya. Masyarakat Bali biasanya suka mengumpulkan sampah mereka di teba. Namun, pengumpulan sampah organik secara langsung di teba ternyata tidak efisien, apalagi jika sampah organik tercampur dengan jenis sampah lainnya. Sampah organik yang bercampur dengan sampah jenis lain akan menghasilkan cairan leachate yang berbahaya, oleh karena itu untuk menangani masalah itu bisa menggunakan salah satu metode yaitu Teba Modern. Teba Modern merupakan salah satu metode yang dapat mengolah sampah organik rumah tangga.

Teba Modern adalah sebuah inovasi dari konsep teba tradisional yang bertujuan mengubah sampah organik menjadi kompos biodegradable. Metode ini digunakan untuk mengelola sampah organik secara mandiri. Proses pembuatan Teba Modern sangat sederhana, warga membuat lubang di area rumah untuk menampung sampah organik yang dihasilkan sehari-hari.
Teba Modern berfungsi sebagai komposter yang bisa digunakan oleh setiap anggota rumah tangga. Teba Modern merupakan saluran yang dirancang dengan diameter 80 sentimeter yang setara dua beton berbentuk lingkaran. Dua beton tersebut diletakkan di dalam tanah dengan bagian bawah dibiarkan terbuka, bagian bawah atau tanah akan memiliki fungsi sebagai penyangga ekosistem organik yang membusuk. Pembuatan lubang yang lebih dalam sekitar 3 meter tidak disarankan, karena akan menyebabkan penguraian sampah yang kurang optimal, kemudian bagian atas lubang akan ditutup dan akan dibuat lubang kecil untuk mengeluarkan gas dan hama berbahaya.

Metode Teba Modern memberikan berbagai dampak positif, antara lain:

Desa Canggu telah mengadopsi metode Teba Modern secara inovatif, terutama di daerah Banjar Tegalgundul. Teba Modern diterapkan di masing-masing rumah warga dan pura, sehingga memudahkan pengelolaan sampah organik, dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Dengan adanya Teba Modern, masyarakat dapat mengelola sampah dengan lebih efektif dan ramah lingkungan, mencerminkan komitmen desa terhadap solusi pengelolaan sampah yang berkelanjutan.
BUPDA Desa Adat Canggu berkomitmen memperkenalkan Teba Modern untuk memenuhi kebutuhan kebersihan lingkungan masyarakat Desa Canggu. Melalui berbagai platform sosial media, BUPDA Canggu memperkenalkan konsep Teba Modern kepada masyarakat. Diharapkan dengan penerapan Teba Modern di tingkat rumah tangga, sistem pengelolaan sampah organik akan menjadi lebih efisien, sehingga dapat meminimalisir pencemaran dan menjaga kebersihan lingkungan di Desa Canggu.
Teba Modern merupakan solusi inovatif yang dirancang untuk menggantikan metode tradisional dalam pengelolaan sampah organik. Dengan memanfaatkan lubang berdiameter 80 sentimeter sebagai komposter, Teba Modern menawarkan cara yang lebih efisien untuk mengelola sampah organik rumah tangga. Metode ini tidak hanya mempercepat proses penguraian sampah, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kualitas tanah dengan memperbaiki struktur dan daya serap air. Dampak positif lainnya adalah pengurangan risiko banjir, karena tanah yang lebih subur dan mampu menyerap air dengan baik.
Penerapan Teba Modern di Desa Canggu, khususnya di Banjar TegalGundul, menjadi bukti nyata komitmen masyarakat setempat terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan metode ini, warga dapat mengelola sampah organik secara mandiri, mengurangi penumpukan sampah pada tempat pembuangan akhir, serta mendukung upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Dengan dukungan aktif dari BUPDA Desa Adat Canggu melalui promosi di sosial media, diharapkan semakin banyaknya penerapan Teba Modern di berbagai daerah, metode ini dapat berkontribusi signifikan dalam menjaga kebersihan lingkungan, mengurangi pencemaran, dan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di masa depan.